Kamis, 30 Oktober 2014

:-( hari ini...

Semua orang, memang harus ku kenal dengan kehidupannya, kebiasaanya, tidak harus dinilai dari fisiknya.
Hmmm hal yg menjadi nilai tersendiri di kampus. Kampus kamu mau apa datang ke kampus untuk tujuan apa? Kau seakan menjadi yg terbaik untuk menjelaskan kampus. Tp benar-benar aku gk nyangka, ya aku gk nyangka sama sekali sama kamu.
Seakan hal sekecil kesalahanmu menjadikan aku tetap membuat kau selalu negatif dihadapanku.
Jalan terbaikku memang harus tidak beerbuat pacaran, untuk apa  :-( . Kau bilang, tp kau melanggarnya. Dan untuk apa aku bertahan?  :-( tanpa penjelasan?

Jumat, 24 Oktober 2014

Kursi Kesayangan



SEKOLAH BARU
Pukul 06.30 a.m
Bel berbunyi masuk kelas. Murid baru untuk jenjang pendidikan lebih tinggi. Karena murid baru, teman – teman pasti baru. Aku masih berdiri dilapangan. Semua murid kebingungan untuk masuk kelas. Tanpa ada pengumuman yang tertempel di dinding-dinding. “ Hey, kamu masuk kelas apa ? “ Tanyaku kepada anak laki-laki. Tak ada jawaban sedikitpun untuk aku.
“ Pengumuman untuk murid – murid Tokyo University harap kumpul di lapangan !” Seru perintah yang berbunyi dari speaker. Kepala Sekolah, Ykoho memberi arahan murid baru. Dimana kelas mereka, dan kelas apa.  Aku masuk dalam kelas Xc. dan mendapat bimbingan dari Guru Matematika Xeama.
“ Ewendles, kenapa kamu masih berdiri disitu mana kursi kamu ?
“ Tidak dapat Kursi Bu, “
“ Kemarilah, Kamu silahkan pergi ke gudang dekat kamar mandi, dibawah anak tangga. Kamu mengerti ? “ Dengan menunjuk Lokasi Gudang.
Perlahan-lahan aku menuju ke Lokasi gudang tersebut. Suasananya begitu seram. Sangat gelap, tanpa penjaga gudangpun.Aku nyalakan lampu gudang tersebut. Dengan cahaya yang terang aku bergegas untuk memilih kursi yang layak pakai. Suara bunyi pangilan nada kecil aku dengar. Aku makin takut dengan suasana digudang ini.
“ Hai, pilih aku.” Suara perlahan tersebut.
“ Siapa yang berbicara ?”
“ Aku. Aku ambilah aku untuk menjadi teman mengisi harimu dikelas ?”
“ Apa maksud kamu, kamu siapa ?”
“ Liatlah aku diujung paling sudut, jangan kamu teriak, dan jangan kamu takut, aku yang berbicara. Aku kursi yang dikutuk oleh nenek tua.”
“ Oh Tuhan, bagaimana kamu bias berbicara dengan aku ?”
“ Aku bisa berbicara dengan orang banyak, tapi tak semua dapat mendengar jeritanku”
“ Jadi, apa sihir yang bisa membuat aku mendengar suara kamu ?”
“ Jika ada orang yang tulus, baik hati dia akan dapat mendengarku, jadi kamu termasuk orang yang tulus dan bisa mendengarkanku. Cepatlah aku tempatkan di kelasmu. Pelajaran telah dimulai “
Akupun segera membawa kursi tersebut menuju kelas, secara perlahan-lahan. Sepanjang jalan menuju kelas, aku berkenalan dengan kursi. Dia Stev. Pelajaran pertama masuk sekolah baru tidak ada pelajaran sama sekali. Permainan dan pengenalan ke semua senior dan guru-guru. tak banyak aku kenal, aku memilih untuk duduk dikelas, merasakan nyamannya kursi. Selang waktu pulang aku berbicara dengan Stev.
“ Stev ?” Panggilku. Tak ada satu kata yang dilontarkan Stev, waktu masih panjang untuk ngeborol. Berharap bisa tukar pikiran dengan Stev. “Stev, Stev bicaralah, aku menunggu kamu untuk berbicara” tak ada jawaban lagi. Aku segera bergegas pulang.
Sampai rumah aku kembali mengisi tulisan hari ini, sampai aku tertidur hingga malam.


TEMAN BARU
Sekolahpun makin lama makin menyenangkan, aku 



Selasa, 21 Oktober 2014

Tuhan sayang aku lagi....

Thanks to Dad and Mom
To Mr and Mrs Puspoko.

MR i not speak for you, and MRS.
Makasih ya Bapak Ibu, semua studyku lancar dari aku TK sampai SMA, aku gk pernah tidak naik kelas. Aku bangga walau aku dilahirkan melalui kehidupan yg cukup. Bapak yg hanya jualan dg sepeda kebangganku, mengayuh tanpa lelah dg terik matahari ataupun hujan lebat. Kini kau sakit Bapak, maafkan aku Bapak. Aku tidak ada disampingmu. Karena kesibukkanku jg.
Terimakasih juga untuk Ibu, Ibu yg melahirkan dg sempurna dan normal, tidak seperti kakakku lahir dg cacat.
Semua bisa aku ambil hikmah dr keluargaku. Keluarga yg selalu sederhana dalam bahagia, Ibu yg mengajari cara membagi uang sesuai kebutuhan. Ayah yang selalu suport.
Hanya dg sepeda berjualan keliling jalanan tiap sore Bapak bisa menyekolahku sampai ke Perguruan Negeri, Universitas Negeri Tidar kebangganku, harus aku membalas dengan apa?
Sebisa dan sesulit apapun aku ingin dan harus kuliah sampai aku sukses. Betapa bekahnya aku lahir. Study TK aku bagus, Study SD aku bagus, study SMP aku bagus, study SMK aku jauh lebih bagus. Mulai SMP banyak beasiswa yg datang untukku, untuk meringankan keekonomian keluargaku. Sampai SMK pun juga begitu, betapa Tuhan sayang dengan Bapak yang hanya jualan keliling dengan sepeda tuanya. Doa Bapak yg sampai larut malam, semua terkabul. Ujian selesai menunggu hasil Ujian Lulus atau tidaknya. belum punya ijazah, tp Guru yang sayang dengan aku Bu Atin, menempatkan dan memberikan kepercayaanku untuk bekerja di CSC Rental Komputer, sampai saat ini aku masih bekerja. Guru2ku yang sayang selalu mengarahkan aku dalam kebaikan. Guru kejuruan Multimedia, mengarahkanku untuk kuliah. Mengantarkan aku ke UNTIDAR , untuk aku berkuliah. Dan aku diterima setelah aku ujian seleksi lolos perguruan tinggi. Hari itupun ,hari terakhir Gelombang satu dg biaya kuliah murah. Tp aku tetap gk berani bilang untuk kuliah, padahal itu hari regristasi akhir. Aku beranikan diri untuk bilang dg Bapak, untuk membayar jutaan, mungkin itu hal yang mudah jika itu orang kaya. Tp bukan dg Bapak aku.
Tuhan lagi2 memberikan aku kemudahan, aku sekarang bisa belajar lagi. Aku kulaih, iya aku kuliah. Dg aku bekerja, dg aku mempunyai penghasilan sendiri. Aku bisa membeli buku sendiri, buku yg aku anggap mahal. Tuhan sayang dengan aku, dg uang gajian yg lebih dari cukup setengah uang gajian aku berikan orang tua untuk membantu biaya sekolah. Walaupun aku belum bisa membahagiakan orang tua.
Ya aku sekarang Kuliah dengan bekerja, itu mungkin diidamkan mahasiswa2 lainnya. Beruntung aku bisa kuliah dg bekerja, tp kadang membuatku tidak ada waktu untuk belajar. Sampai belajar aku gk punya waktu yg banyak. Pagi kuliah, sore kerja, tiap hari aku lakukan itu.
Bagaimana lg jika aku tidak bekerja, aku tidak dapat uang, dan aku tidak bisa membeli buku? Harus minta orang tua? Aku malu...
Bapak Ibu, skrg aku kuliah dengan kerja, suportmu selalu jadi semangatku. Bapak Ibuk, maaf juga aku diam2 ikut Bidikmisi, sekarang baru seleksi. Bapak Ibu jadi tahukan? Jika Tuhan sayang lagi untuk keluargaku, kabulkan Lolos Seleksi Bidikmisi ini Tuhan..... karena dg aku bekerja aku masih jauh belum bisa mencukupi biaya kuliahku. Tuhan... πŸ‘ΌπŸ‘ΌπŸ‘¨πŸ‘©  Tuhan sayang aku lagi..